IBSN: Uji Kredibilitas dari Allah

Pernah mendengar kata kredibilitas ?

Kredibilitas adalah hal yang sangat penting bagi seorang komunikator. Ia merujuk pada bagaimana pandangan khalayak/audience/pendengar terhadap seorang pembicara. Seseorang yang ingin menjadi seorang pembicara, dalam bentuk komunikasi apapun, harus memiliki kredibilitas tinggi agar apa yang dia sampaikan dapat diterima dengan baik oleh pendengar.

Kredibilitas bersifat subyektif, dalam artian bahwa pandangan setiap pendengar tentang seorang pembicara akan berbeda satu sama lain. Misalnya, kredibilitas saya di mata mahasiswa semester I mungkin akan lebih tinggi dibandingkan dengan kredibilitas saya di depan mahasiswa semester VII (yang sudah makan asam garam perkuliahan lebih lama).

Ada dua komponen kredibilitas, yaitu trustworthiness (kepercayaan) dan expertise (keahlian). Keahlian akan didapat melalui pendidikan, pengalaman, dll yang dapat meningkatkan keahlian kita.

Lantas, kalau kepercayaan datangnya dari mana ???

Salah satu hal yang dapat meningkatkan kepercayaan adalah ketika mengaplikasikan atau mengamalkan apa yang kita bicarakan. Atau dalam bahasa keren biasanya kita sebut “nggak omdo (omong doang)”. Orang yang hanya berbicara namun tidak pernah mengamalkan apa yang ia ucapkan biasa kita sebut juga dengan “NATO alias no action talk only”. Orang seperti ini tentu memiliki tingkat trustworthiness yang rendah.

Bila dalam meningkatkan keahlian sebagian besar faktor penentu ada pada manusia, ternyata dalam trustworthiness penentunya bukan hanya manusia. Percaya atau tidak, dalam sisi ini Allah turun tangan langsung untuk menguji trustworthiness seseorang.

Bagaimana bentuknya ???

Ternyata, bila kita mengucapkan sesuatu, Allah akan menurunkan kasus atau mungkin kesempatan bagi kita untuk mengamalkan apa yang sudah kita ucapkan (Mario Teguh dalam Acara The Golden Way di MetroTV, 11 Jan 09, menyebutnya dengan “Allah selalu ingin memurnikan ucapan hamba-hamba-Nya).

Misalnya, saya pernah menyampaikan pada mahasiswa “Coba ya Kalian Mahasiswa, kalau di Bis dahulukan orang yang lebih tua”. Dan…. tak lama berselang saya diuji oleh Allah. Pulang mengajar saya naik bis mau ke Bandung. badan lelah, mata ngantuk, perut lapar. hmmm…sepertinya enak tidur di bis. Ketika memasuki pintu tol, seorang nenek bersama cucunya naik ke bis yang saya tumpangi dan celingukan mencari tempat duduk. Saya bingung, mau memilih tetap tidur atau mempersilakan si Nenek duduk di kursi saya. Alhamdulillah saya ingat kata2 yang pernah saya ucapkan ke mahasiswa. rasanya malu hati kalau tidak mengamalkan apa yang saya ucapkan.

Contoh lainnya, Aa Gym sering berceramah tentang bagaimana sebaiknya seorang atasan menegur bawahannya. Percaya tidak, bahwa Allah sering menguji Aa Gym tentang hal tersebut??? Tapi dalam kesempatan ini saya tidak akan menguraikan panjang lebar pengamatan saya tentang bagaimana pengamalan Aa mengenai apa yang beliau sampaikan pada Jamaah.

Terakhir, Ujian Allah yang sangat nyata adalah ; kita sering mengaku bahwa kita termasuk ke dalam golongan orang-orang muslim. Coba kita pikir, jangan-jangan apa yang terjadi di Gaza adalah ujian Allah untuk mengetahui sejauh mana solidaritas kita sebagai muslim. apakah kita benar-benar termasuk ke dalam golongan kaum muslimin seperti yang selama ini kita ucapkan. Anda bisa melihatkan bagaimana reaksi berbagai negara menyikapi konflik Gaza, khususnya negara-negara yang mengaku sebagai negara Islam. Ada yang menyikapi dengan keras, ada yang mengirimkan bantuan, tapi ada pula yang tak bereaksi apapun.

Maka (seperti apa yang saya tulis dalam comment di Silmikafa’s Weblog), bersedihlah kita bila apa yang terjadi di Palestina tidak membuat kita menangis. tidak membuat hati kita teriris. dan tidak membuat kita merasa bahwa penderitaan penduduk Gaza adalah penderitaan kita. Karena jangan-jangan kita bukan termasuk ke dalam golongan kaum muslimin.

Btw, Anda pernah mengalami Ujian kepercayaan serupa???

21 Responses

  1. Palestina menyapa cinta
    Dengan ini kita diuji

    betul, kita selama ini menganggap yang terjadi di palestine ujian bagi rakyat palestine semata. padahal mungkin sebenarnya lebih untuk menguji kita. saya jadi ingat sebait lagu dari Raihan “Palestine will be at peace again…” tapi kalau kita semua umat muslim benar-benar menjalankan kemuslimannya. terimakasih komennya ya…

  2. Banyak teh… Apalagi guru ngaji kecil kayak saya. Menganjurkan untuk dekat al-qur’an, tapi apakah saya sendiri sudah sedekat itu? (smoga Allãh menolong)… Coba periksa surah Ash-shaf: 2 & 3. Subhãnallãh, benar apa yg teteh tulis…

    Itulah sebabnya Rasulullãh saw lebih dikenal sbg tauladan ketimbang penceramah. Istilah qur’an-nya: uswatun hasanah!
    Wallãhu a’lam…
    🙂

    Iya ya Mas, profesi yang banyak bicara seperti kita ini memang perlu pertanggungjawaban yang luar biasa. Jika tidak, kita mungkin bisa tergolong kepada golongan munafik (Nauzubillah, semoga kita terhindar dari hal seperti itu.

  3. Na’udzubillãhi min dzãlik!

  4. Nambahin istilah lg bu’, omdo = NATO atau dlm bhs jerman (jejer sleman) dikenal dg jarkoni. Cuma berujar tapi gak dilakoni. :mrgreen:

    untuk saudara-saudaraku yg terbakar oleh kemarahan krn Alloh
    melihat saudara-saudara muslimin yg dibantai di bumi Alloh
    oleh bangsa keturunan kera dan babi yg dilaknat oleh Alloh
    bersabarlah…karena sesungguhnya kemenangan itu ada di tangan Alloh
    yg akan diberikan-Nya kpd hamba-hamba-Nya yg berjuang di jalan Alloh

    hehe, bertambah satu nih perbendaharaan istilah. Amin. InsyaAllah kemenangan itu pasti datang…

  5. Jika takut disebut Oom Do yah harus seimbang seperti moto : Banyak bicara Banyak kerja Banyak produk
    ujian Qt lalui dengan cinta, kasih dan sayang.
    salam IBSN

    Yup, Moto adalah salah satu cara untuk kita meningkatkan kualitas diri, karena kita akan terpacu untuk menjadi seperti apa moto kita. Salam IBSN!!!

  6. saya gak bisa ngomong lagi tentang palestine… saya hanya bisa menyuarakan jeritan anak2 palestine

    disini

    http://hmc.web.id/2009/01/15/attuna-as-salam-–-give-us-peace-by-palestine-children/

    semoga Jerita mereka segera berakhir….

  7. kita doakan saja sodara kita di palestine agar tabah menghadapi ujian ini amin..
    ikutan 2nd IBSN Award yuk.. bulan ini tutup tgl 25 jan ‘ 09 jam 23.59wib kami tunggu yah… IBSN (Berbagi Tak Pernah Rugi)

    salam kenal, ^_^

    Salam kenal kembali Kang Didien. hatur nuhun diingetin, InsyaAllah ikutan…

  8. yup bener banget bu.
    contoh berupa tindakan selalu lebih mengena.
    Rasulullah SAW pun tidak hanya mengingatkan umatnya untuk terus berbuat baik. Beliau mencontohkan dengan perbuatan. Akhlak yang sangat mulia. Bagaimana beliau memaafkan para kaum kafir Quraisy saat peristiwa Fathul Makkah, padahal dulu kaum kafir selalu menghinanya, mencemooh, meludahi.
    Lalu beliau juga menjenguk orang kafir yang sakit padahal saat orang itu sehat beliau selalu diludahi.
    Beliau juga selalu shalat malam sampai kakinya bengkak padahal sudah dijamin masuk surga. beliau ingin selalu menjadi hamba yang bersyukur..

    Seharusnya kita bisa seperti itu.
    tapi rasanya sulit yah bisa seperti itu. memang lebih mudah untuk berbicara tanpa bertindak.
    saya juga sedikit kesal ada yg bilang tulisan saya jelek dan tidak bermutu.
    padahl tulisan itu menang kontes menuls bolanova ama dimuat di tabloid soccer.
    pas ada orang lain (temen saya yang nantangin dia) buat nulis artikel juga eh dia menghilang entah ke mana.
    hanya bisa ngomong doang tapi pas ditantangin menghilang.. hehe
    liat deh bu
    http://bolanova.com/2008/12/10/sang-jagoan-lokal/#comment-7862

    (itu tulisan saya tapi pake nama adik saya..)

    Saya sudah baca tulisannya, bagus sekali. saya sendiri tidak akan mampu menulis seperti itu, karena wawasan tentang bola saya kurang luas. jadikan kritikan sebagai masukan yang berarti.
    saran saya:selalu gunakan identitas kita untuk setiap tulisan yang kita buat, jangan gunakan nama orang. karena kita yang akan bertanggung jawab atas segala kebaikan ataupun kekurangan yang ada di tulisan tersebut.
    SEmANGAT.KEEP WRITING!!!

  9. Wah, tulisannya sangat mencerahkan… aku salut.
    terimakasih MAs Zaldy. MAs juga tulisannya bagus-bagus…

  10. Jujur.. bagus banget artikelnya mas…
    Salam kenal… 🙂

    terimakasih mas Angga…salam kenal kembali

  11. Kalau saya baru niat sudah langsung di uji sama Allah, sampai akhirnya putus asa.

    Pada akhirnya hanya berdoa dan pasrah kepada Allah. Lagi pula memang tinggal itu yang bisa dilakukan oleh manusia setelah berusaha, pada akhirnya Allah juga yang menentukan.

    😀

    subhanallah, berarti Allah ingin menguji sekuat apa niat kita. jangan putus asa ya Mas…btw, saya bingung mau panggil apa, soalnya tidak enak kalo panggil mas nelangsa (takut jadi doa Mas). salam kenal ya Mas…

  12. Allah dah ngingetin akan kekuasaan dan pembuktian dalam Al-Quran

    Iya, semua yang ada dalam Alquran teruji kebenarannya, dari apa yang kita alami sehari2….

  13. menjaga kepercayaan itu jauh lebih susah, dari pada membangun kepercayaan.

    semoga kita termasuk dari golongan yang diberikan oleh Allah sebuah kredibilitas yang tinggi terhadap saudara-saudara kita. Amin

    betul Mas Ahsin. Amin

  14. ya.. palestine ujian kita semua

    dan…ujian itu nampaknya belum akan berakhir….

  15. ujian matematika lebih mudah daripada ujian kepercayaan…… sungguh!!!

    saya selalu remedial kalo ujian matematik….tapi setuju banget kalo ujian kepercayaan lebih sulit dari matematik. makasi sudah mampir yaa

  16. .: Menarik-menarik… Saya mengalami hal itu. Suatu ketika saya bilang betapa bencinya saya sama kendaraan yang tdk menggunakan lampu, karena berbahaya. Uniknya, ketika saya pulang dengan kawan saat hujan, tiba-tiba lampu mobilnya nya mati. Untungnya kawan saya mau berteduh sebentar untuk mencari sebab matinya lampu :.

    makasi mas Roy, pengalaman yang menarik. kalo kata orang-orang tua “jangan sompral”, kalo kata orang melayu “jangan sekata-kata”. tapi memang mulut kita ini kadang “gatal” buat ngomentarin berbagai hal hehehe

  17. Pernah….dan berkali-kali.
    Endingnya? Kadang segera berbenah…kadanng malah disorientasi he he..namanya juga manusia.
    Makasih nasehatnya, Mbak Ira…

    Btw…pa kabar?
    Lama tak berkunjung kesini…
    Aduh…foto facebook nya imut banget 🙂

    bukan nasehat Mbak, cuma berbagi aja. soalnya saya juga sering khilaf, sadar, trus khilaf lagi hehehe.
    iya ni, saya pun lama tak berkunjung. sedang repot mengurusi nilai mahasiswa. kalaupun fb online, cuma standby saja, tidak sempat berkunjung kesana kemari, apalagi posting (hehe alasan)…

  18. mampulah bersedih ketika akal pikiran melambung bergelora,
    mampulah berbahagia ketika nurani luruh tercabik,
    mampulah meneteskan airmata ketika lantunan ayat suci menembus bathin,
    mampulah terus tersenyum ketika kesakitan selalu bermuara pada lautan absurd,
    mampulah marah dengan tujuh lapis dzulfikar ketika ad-diin terhujat,

    hembuskanlah dzikrullah ketika kedamaian menjadi abstrak,
    sejukkanlah kegelisahan jiwa atas pertanyaan tanpa jawab dengan doa kebaikan,
    hujamkanlah keyakinan sampai langit ke tujuh ketika logika terkontaminasi,
    menangislah karena ibadah tak tercukupkan hanya dengan niat kata semata,

    demi waktu,
    maknailah langkah tauhid, dengan 99 hembusan asma’ul husna,
    jauhkanlah assa’ah, dengan tahajjud di sepertiga akhir malam ketika angin berhenti,
    sempurnakanlah arsy, dengan dhuha ketika embun menguap melayang,
    lepaskanlah duniawi, dengan keajaiban sabar dan ikhlas manusia terpilih,

    Subhanallah, terimakasih atas komennya yang begitu menyentuh dan menggugah…semoga saya dan kita bisa menjadi seperti itu. amiiiin

  19. wah .. dalem nih tulisan .. musti baca 2 kali .. nice post

    terimakasih Kang Hilal, tapi mungkin gak sedalam lautan ya Mas hehe

  20. sepertinya pernah baca,
    .
    apakah ini posting ulang ?
    .
    maaf,
    .
    de javu

    hehehe, bukan de javu Mas, dan bukan posting ulang juga….melainkan udah lama gak diupdate hehehe, jadi pas kesini bacanya itu lagi-itu lagi hihihi

Leave a reply to Luzman Cancel reply